Jumat, 10 November 2017

Kenapa Bacaan Zuhur Dipelankan?

Kenapa Shalat Zuhur dan Ashar bacaannya dipelankan alias tidak sekeras 3 shalat lainnya? Pertanyaan ini sudah dijawab beberapa situs di internet dengan berbagai dalil. Ini sangat baik untuk menambah wawasan kita. Namun belum lengkap jika tidak ditinjau dari sisi ilmiah atau ilmu kesehatan. Sejauh ini belum ada bahasannya. Mungkin belum terpikirkan oleh para pakar. Mari kita telaah apa dan kenapa dipelankannya suara saat Zuhur dan Ashar.

Di bulan Ramadhan, saat mengucapkan “Amin” ketika shalat Jum’at, emosi kita benar-benar diuji. Nafas orang di sebelah nyaris mengalahkan bau mesiu Tank NAZI, bahkan membuat nyaris pingsan sebagian jamaah. Itu baru seminggu sekali, bayangkan “Amin” shalat Zuhur dan Ashar nyaring, sebuah ujian pernafasan selama 30 hari. Selain Ramadhan, ada momen puasa sunnah lainnya juga bukan? Tanpa puasa pun, siang dan sore hari adalah waktu yang baik untuk mulut ditutup karena baunya.

Jadi ada faktor bau mulut (halitosis) kenapa bacaan Zuhur dan Ashar pelan. Dengan suasana hening dan senyap, terhindarlah orang lain dari aroma tak sedap. Pada Malam dan subuh hari,  kadar halitosis tidak separah di siang hari sehingga bacaan shalat dikeraskan.